
Sebagai seorang Muslim modern, Anda mungkin telah mendengar tentang Ahmadiyah, sebuah gerakan Islam yang diklaim oleh pengikutnya sebagai cabang Islam yang sah. Namun, mayoritas umat Islam di seluruh dunia menolak klaim ini dan menganggap Ahmadiyah sebagai gerakan yang sesat dan menyimpang dari ajaran Islam yang sebenarnya. Dalam artikel ini, kami akan menjelaskan alasan di balik penolakan mayoritas Muslim terhadap Ahmadiyah dan statusnya sebagai cabang Islam yang sah. Kami akan memeriksa kepercayaan inti dan praktik Ahmadiyah yang bertentangan dengan al-Qur’an dan Hadis, serta melihat bagaimana para ulama dan pemikir Muslim terkemuka sepanjang sejarah telah mengecam gerakan ini. Dengan memahami alasan di balik kontroversi Ahmadiyah, Anda akan lebih memahami inti ajaran Islam dan apa yang dipercayai oleh mayoritas umat Muslim di seluruh dunia.
Apa Pandangan Mayoritas Muslim Tentang Ahmadiyah?
Apa yang Dipikirkan Mayoritas Muslim tentang Ahmadiyah?
Mayoritas umat Islam di seluruh dunia menolak Ahmadiyah sebagai bagian dari Islam. Mereka berpendapat bahwa ajaran Ahmadiyah bertentangan dengan ajaran Islam yang mapan.
• Ahmadiyah dianggap sesat karena mempercayai bahwa ada nabi setelah Nabi Muhammad, yaitu Mirza Ghulam Ahmad. Hal ini bertentangan dengan kepercayaan mayoritas Muslim bahwa Nabi Muhammad adalah nabi terakhir.
• Ahmadiyah dianggap menyimpang dari Islam karena keyakinan mereka bahwa Isa atau Yesus tidak disalibkan dan meninggal di Kashmir. Ini bertentangan dengan pandangan mayoritas Muslim bahwa Yesus akan kembali di akhir zaman.
• Ahmadiyah dituduh mengubah Al-Quran dan hadis untuk mendukung ajaran mereka. Misalnya, Ahmadiyah mempercayai bahwa “khatam an-nubuwwah” dalam Al-Quran berarti “mahkota para nabi” dan bukan “penutup para nabi”.
Mayoritas ulama dan pemimpin Muslim menganggap Ahmadiyah sesat dan menyesatkan. Di beberapa negara, aktivitas Ahmadiyah dilarang atau dibatasi. Meskipun Ahmadiyah mengklaim sebagai Muslim, mayoritas kaum Muslim tidak mengakui mereka sebagai bagian dari komunitas Islam.
Mengapa Ahmadiyah Tidak Dianggap Sebagai Islam?
Ahmadiyya dianggap sesat dan tidak Islam oleh mayoritas umat Islam karena beberapa alasan penting:
Pertama, Ahmadiyya menganggap pendirinya, Mirza Ghulam Ahmad, sebagai nabi setelah Nabi Muhammad SAW, yang bertentangan dengan kepercayaan Islam bahwa Nabi Muhammad adalah nabi terakhir. Mayoritas Muslim meyakini bahwa setelah Nabi Muhammad tidak ada nabi atau rasul lain yang akan datang.
Kedua, Ahmadiyya percaya bahwa Isa Al Masih atau Yesus masih hidup dan meninggal di Kashmir, India, dan bukan disalib. Ini bertentangan dengan kepercayaan mayoritas Muslim bahwa Yesus disalib tetapi tidak wafat dan akan kembali di akhir zaman.
Ketiga, Ahmadiyya memiliki tafsiran Al-Quran dan hadis yang berbeda dari mayoritas Muslim. Contohnya, Ahmadiyya meyakini bahwa jihad hanya berarti perjuangan melawan hawa nafsu, bukan perang fisik. Pandangan ini ditolak oleh ulama dan cendekiawan Muslim.
Keempat, Ahmadiyya dilarang di beberapa negara Muslim karena dianggap sesat dan menyimpang dari ajaran Islam. Pakistan, misalnya, secara resmi menyatakan Ahmadiyya sebagai non-Muslim.
Dengan alasan-alasan ini, mayoritas Muslim menolak mengakui Ahmadiyya sebagai bagian dari Islam. Kontroversi ini diperkirakan akan terus berlanjut ke masa depan.
Kontroversi Dan Fakta Di Balik Penolakan Status Islam Ahmadiyah
Sebagian besar umat Islam di seluruh dunia menolak Ahmadiyah sebagai bagian dari Islam. Ada beberapa alasan kontroversial di balik penolakan ini.
Keyakinan utama Ahmadiyah bertentangan dengan Islam ortodoks
Ahmadiyah percaya bahwa Mirza Ghulam Ahmad adalah nabi setelah Nabi Muhammad, yang bertentangan dengan keyakinan Islam bahwa Nabi Muhammad adalah nabi terakhir. Ahmadiyah juga percaya bahwa Isa (Yesus) tidak disalibkan dan meninggal di Kashmir, India, yang bertentangan dengan kepercayaan Islam bahwa Isa disalibkan tetapi diselamatkan Allah dari kematian dan dinaikkan ke surga.
Ahmadiyah dianggap sesat dan berbahaya
Banyak umat Islam meyakini bahwa Ahmadiyah menyebarkan keyakinan sesat dan berbahaya yang dapat merusak akidah Islam. Mereka juga percaya bahwa misionaris Ahmadiyah secara aktif berusaha untuk menarik orang Islam ke dalam Ahmadiyah.
Ahmadiyah dianggap sebagai agama terpisah
Banyak umat Islam berpendapat bahwa Ahmadiyah seharusnya dianggap sebagai agama terpisah, bukan sebagai bagian dari Islam. Mereka mengatakan bahwa perbedaan dalam keyakinan dan praktik agama antara Ahmadiyah dan Islam ortodoks sangat mendasar, sehingga Ahmadiyah harus dianggap sebagai agama yang berbeda.
Demikian beberapa fakta dan kontroversi di balik penolakan status Islam Ahmadiyah oleh mayoritas umat Islam. Perbedaan teologis yang mendasar antara Ahmadiyah dan Islam ortodoks tetap menjadi sumber ketegangan yang berkelanjutan.